Setelah adanya aksi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama segenap stakeholder, data inflasi Kota Meulaboh pada November 2022 berhasil diturunkan (deflasi) month to month (mtm) sebesar 0,62 persen.
“Mtm terakhir kita menjadi kota dengan deflasi tertinggi yakni sebesar 0,62 persen dibandingkan dengan Kota Banda Aceh sebesar 0,11 persen, dan Kota Lhokseumawe sebesar 0,36 persen”, ujar Sulthan Alfaraby, Sabtu (04/02/2023).
Pasar murah dan operasi pasar yang akhir-akhir ini dilaksanakan di Kabupaten Aceh Barat, disebut memberikan pengaruh dalam menurunkan angka inflasi di Bumi Teuku Umar tersebut.
“Akhir 2022 harga barang mulai turun dan berdampak baik bagi daerah. Dan awal 2023 pasti naik atau turun. Ini dinamis, karena pergerakan harga sangat cepat terutama untuk barang-barang yang dipasok dari luar daerah”, terangnya.
Seperti diketahui, Desember 2022 lalu merupakan bulan menjelang pergantian tahun baru yang menyebabkan pasokan barang ke Aceh Barat menjadi terbatas. Hal inilah salah satu pemicunya.
“Ini yang harus dipahami. Bahwa pengendalian inflasi akhir 2022 kita sangat baik dari yang lain bahkan mendapat penghargaan. Dan di awal 2023 ini, memerlukan waktu dan strategi baru untuk mengendalikan inflasi. Baru bisa kita ambil kesimpulan”, tambahnya.
Sulthan Alfaraby mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mensupport kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama stakeholder lain.
“Seluruh dunia hari ini dilanda inflasi, bukan cuma Aceh Barat saja. Oleh sebabnya, inflasi ini pergerakannya dinamis, naik turun. Perlu saling support agar tidak menimbulkan gaduh yang tidak berarti”, ungkapnya.
Dia menerangkan TPID terdiri dari beragam komponen yang perlu dihargai kerja mereka di lapangan. Dan dalam usaha pengendalian inflasi butuh peran masyarakat agar ikut serta.
“TPID ini terdiri dari berbagai unsur. Bahkan polisi, tentara, juga masuk. Masyarakat juga berperan dalam pengendalian. Jangan menuding gagal atau apapun jika belum tahu problem, karena itu bentuk kejahatan komunikasi yang berdampak buruk bagi daerah”, tuturnya.
Jadi, apabila ada yang menuding gagal, maka harus diingat bahwa awal 2023 ini Aceh Barat membutuhkan banyak sekali persiapan untuk menghadapinya.
Dia mencontohkan, misalnya salah satu pengendalian inflasi melalui stok ikan, maka di Aceh Barat perlu adanya gudang penyimpanan ikan. Dia menyebut membangun gudang tersebut membutuhkan anggaran dan persiapan, bukan semudah membalik telapak tangan.
“Misalnya terkait stok ikan maka tentu kita butuh gudang penyimpanan agar bisa bertahan sebagai bagian dari persiapan ketahanan pangan. Dan membangun gudang bukan semudah balik telapak tangan, perlu mekanisme tertentu, baik fasilitas hingga ke anggarannya. Begitu juga untuk pangan lain”, terangnya.
Sulthan Alfaraby mengingatkan agar tidak terjadi miss informasi terkait inflasi di masyarakat. Karena sangat disayangkan apabila masyarakat tidak mendapatkan informasi yang benar.
“Jangan sampai miss informasi yang berakhir kepada blunder”, tutup eks aktivis pergerakan Aceh tersebut.