Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan imbauan penting kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menghemat penggunaan air menghadapi ancaman musim kemarau yang ekstrem. Plt Deputi Bidang Klimatologi, Dodo Gunawan, mengungkapkan bahwa puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada awal Maret 2024. Dalam keterangannya kepada CNBC pada Sabtu (19/8/2023), Dodo mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan air, mengingat masih beberapa bulan lagi sebelum musim hujan tiba.
Namun, BMKG juga menghadapi kendala dalam melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau membuat hujan buatan. Dodo menjelaskan bahwa operasi TMC memerlukan syarat dan kondisi tertentu, termasuk kandungan uap air di udara serta pengamatan yang cermat. Saat ini, sebagian besar daerah, termasuk Jakarta, telah memasuki tengah-tengah musim kemarau, sehingga kemungkinan tidak memenuhi syarat untuk melakukan operasi TMC.
Peningkatan polusi udara juga menjadi perhatian serius, yang disebabkan oleh musim kemarau. Dodo menjelaskan bahwa kurangnya hujan mengakibatkan polusi udara meningkat, karena polutan tidak tercuci oleh hujan dan tetap terperangkap di udara.
BMKG juga berencana untuk mengeluarkan prakiraan musim hujan pada Agustus atau awal September 2023. Dodo menegaskan bahwa datangnya musim hujan tidak akan serentak di setiap daerah, mengingat variasi iklim yang dapat mempengaruhi pola hujan di berbagai wilayah.
Sumber Kutipan: CNBC
Dengan demikian, masyarakat dihimbau untuk mulai mengambil langkah-langkah untuk menghemat air, sementara BMKG terus memantau dan memberikan informasi terkini mengenai perkembangan cuaca dan musim hujan di Indonesia.