Jembrana – Bantuan 2 ekor babi disertai 2 kuwintal beras dari Bupati Jembrana kepada masing-masing Desa Adat, guna membantu umat Hindu dalam melaksanakan upacara Melasti, yang merupakan rangkaian hari Raya Nyepi tahun caka 1946 atau 2024 masehi, diduga diantaranya disalahgunakan, lantaran atas bantuan tersebut, 1 ekor babi dijualbelikan oleh Bendesa Adat Yehembang, I Gede Tunastra.
Tak hanya itu, dari 2 kuwintal beras yang diperoleh, juga dijualbelikan sebanyak 60 kg oleh Bendesa Adat tersebut.
Terkait hal itu, sontak menjadi pergunjingan di kalangan warga Desa Adat setempat.
Salah seorang warga berinisial S mengaku sangat menyayangkan tindakan Bendesa Adat Yehembang tersebut, bahkan ia menyoroti Bendesa Tunas menyikapi bantuan tersebut sebagai tindakan bisnis, lantaran Bendesa Tunas juga diketahui sebagai seorang pebisnis atau sodagar jual beli babi.
“Pak tunas adalah pejabat baru sebagai Bendesa Yehembang, namun belum apa-apa sudah melakukan tindakan yang nyeleneh”, ketus warga pada Minggu (24/3/2024).
Sepengetahuan warga, tindakan Bendesa Adat ini menjual bantuan tersebut, memang dibawa ke dalam ranah rapat adat atau (paruman), dan dijual dengan alasan kelebihan, sehingga dinilai sia-sia jika tidak dipergunakan. Tetapi apapun adanya, kalangan warga menilai tindakannya itu adalah di luar peruntukan.
Terkait hal tersebut, hingga berita ini dionlinekan, Bendesa Adat Yehembang, belum berhasil dikonfirmasi.
Sementara itu, Kadis Kebudayaan Kabupaten Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara, S E, MM membenarkan bahwa bantuan dimaksud adalah diperuntukan kepada Krama Desa Adat dalam rangka kelengkapan upakara dan persiapan Melasti serangkaian Hari Suci Nyepi tahun caka 1946 atau 2024 masehi, bukan untuk dijualbelikan.
Hal senada disampaikan Kabid Adat, Tradisi, dan Warisan Budaya, Disparbud Kabupaten Jembrana, I Gede Suartana mengaku akan segera bersurat guna memanggil Bendesa Adat Yehembang terkait hal tersebut.
“Kami akan segera bersurat, untuk memanggil Bendesa Adat Yehembang, guna dilakukan klarifikasi”, jelasnya singkat.
Berdasarkan informasi yang berkembang di kalangan warga, dimana 1 ekor babi bantuan tersebut dijual seharga 2.800.000, sedangkan bantuan beras dijual sebanyak 60 kg seharga Rp. 13.000 perkilogram. (!)