Siapa yang tidak mengenal Fahri Hamzah Politisi Nasional mantan pentolan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal Kabupaten Sumbawa NTB yang kerap dijuluki “Singa Parlemen” atas keberaniannya menyampaikan gagasan dan ide serta kritikan tajam kepada penguada sebagai penyambung aspirasi rakyat yang jarang dimiliki oleh para wakil rakyat lainnya. Sehingga, ia didaulat sebagai senator paling vocal di Senayan Jakarta saat dia menjabat anggota DPR RI.
Tidak heran jika Fahri Hamzah telah dianugerahkan penghargaan “Bintang Mahaputera Nararya” dari Presiden RI Joko Widodo pada HUT RI ke-75 tahun 2020 lalu bersama rekannya Padli Zon atas dedikasi dan prestasi luar biasa pada bangsa dan negara. Salah satunya dirinya telah 15 tahun menjabat sebagai anggota DPR RI dan beberapa tahun menjabat anggota MPR pada mada transisi presiden Bj Habibie ke Presiden Abdurahman Wahid (Gusdur).
Semenjak hengkang dari PKS pria kelahiran Utan Sumbawa, 10 November 1971 tersebut bersama mitra satu partai Anis Matta (mantan presiden Partai PKS) membangun wadah baru sebagai penyambung aspirasi rakyat bernama Partai Gelombang Rakyat Indonesia (GELORA).
“Sudah sekian lama saya inisiasi sebuah wadah baru, Partai Politik Baru untuk menyelamatkan krisis Indonesia bersama Ketua Umum Anis Matta untuk melahirkan arah baru sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi rakyat jelata. Sebuah kekuatan baru bernama Partai Gelora,” ucap Fahri Hamzah membakar semangat para kader dan simpatisan partai Gelora saat mengisi orasi kebangsaan di Lapangan Tugu Selong Lombok Timur, Minggu (19/3/2023).
Pada kesempatan itu, ia memuji Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta seorang pemimpin partai yang arip dan bijak serta bersahaja dan memiliki konsep konsep global dan berbicara di forum global.
Meskipun ia mengakui, penuh perjuangan panjang dan melewati masa sulit mengantarkan partai Gelora sebagai partai peserta Pemilu 2024. Sembari membakar semangat para kader dan simpatisan untuk memenangkan partai Gelora.
“Dalam orasi kebangsaan ini saya ingin menyampaikan pada masyarakat Lombok Timur yang saya banggakan, saat ini para elite dan para Partai Politik telah terjebak menjadi pelayan dari sebuah ambisi dan telah menjadi wadah persengkongkolan dari pemilik uang dan kekuasaan,” tegas Waketum Partai Gelora tersebut.
Hal itu menurutnya karena lumpuhnya para elite bangsa ini, termasuk para wakil rakyat yang lebih memilih mingkem diam seribu bahasa daripada menyuarakan apa yang menjadi tupoksi mereka sebagai penyambung lidah rakyat.
Tidak heran jika saat ini kita banyak melihat para anggota legislatip yang sibuk mengantar bansos dan menjadi pelayan ekskutive. “Jika Gelora menang tidak ada yang menjadi bebek dan kacung penguasa, Indonesia butuh wadah dan arah baru bersama kami mengantar Gelora sebagai pemenang Pemilu” ucap Singa Parlemen tersebut.
Sementara itu Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta, dalam orasi kebangsaan nya mengutip bagaimana getirnya perjuangan baginda Rasulullah para sahabat dan seluruh umat muslim, dan pada akhirnya dalam setiap pertempuran melawan musuh musuh islam di bulan Ramadhan selalu dimenangkan oleh umat muslim pada waktu itu.
Ditegaskan mantan presiden PKS tersebut, bahwa Rasulullah adalah rahmat untuk sekalian alam, begitupula partai Gelora adalah gerakan perubahan dan wadah untuk seluruh rakyat Indonesia.
Masih kata Anis Matta, selama ini bangsa Indonesia hanya kagum melihat bangsa bangsa adidaya seperti Amerika, German, Rusia, China dan bangsa lainnya.
“Apakah semua kader dan simpatisan mau melihat Indonesia menjadi negara kaya, maju dan disegani dunia? Mari bergabung bersama partai Gelora,” ucap pria berdarah Bone Sulawesi Selatan tersebut.