Jembrana – Jelang Hari Raya Nyepi umat hindu menggelar upacara Melasti ,termasuk di kabupaten Jembrana. Pelaksanaan melasti diikuti ribuan masyarakat Hindu Jembrana dipusatkan di lima titik pantai dan pura segara masing masing kecamatan.
Tak terkecuali Bupati Jembrana I Nengah Tamba yang turut hadir bersama istri serta Wabup Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna,mengikuti prosesi melasti diPura Segara Pantai Pengambengan Kecamatan Negara, Jumat ( 8/3).
Upacara diawali dengan persembahyangan bersama . Kemudian penyucian kelaut berbagai pratima dan pralingga oleh masing masing desa adat. Sebelumnya, Bupati bersama jajaran sempat menghaturkan upacara mulang pekelem ke tengah laut.
” Hari melasti ini saya ikut prosesi upacara sekaligus melihat langsung keberagaman masing masing desa adat, menyucikan ida betare serta sesuhunan masing masing. Astungkare karena semangat mengemban tugas di adat, upacara hari ini lancar dan kompak,” ucapnya. Bupati juga menyampaikan genah Melasti di Segara Pengambengan ini resmi milik desa Adat se Kecamatan Negara dengan luas sekitar 2,5 hektar. Selain itu wujud perhatian pemerintah daerah dengan memberikan bantuan pembangunan di tiap genah Melasti di Kabupaten Jembrana senilai Rp 1 miliar. “masing-masing tempat Melasti di Jembrana kita bantu untuk pembangunan dan perbaikan 1 miliar tahun ini , agar representatif dan bagus,” terang Bupati Tamba.
Sementara perbaikan genah parahyangan juga menjadi fokus kerjanya. Di tahun 2023 ada sembulan pura dang kahyangan diperbaiki dan dipercantik. Diantaranya Pura segara diGilimanuk, pura kanjeng ratu, pura majapahit , pura Kembar, pura jagatnata, pura ulun dan agung oecangakan, pura pasatan dan Pura Pegubugan .
Bupati juga menekankan, kekompakan dalam beragama inilah yang diharapkan sehingga prosesi agama itu bisa tetap ajeg dan membawa berkah bagi semua.
” Senantiasa rahayu dan Ida Sanghyang Widi Wasa memberikan penganugerahaan keselamatan untuk kita semua,” tuturnya. Secara khusus Bupati mengingatkan pentingnya Toleransi dan kerukunan ,mesti dijunjung tinggi. Sikap itu dengan tidak terpancing provokasi yang memperkeruh suasana toleransi . Terlebih rangkaian hari raya beda agama berdekatan.
” Mari bantu saling toleransi yang tinggi, mogi-mogi semua masyarakat Jembrana memahami ini semuanya .
Baik kita umat sedharma maupun umat-umat yang lain Jangan sampai ada memancing-mancing, semuanya guyub rahayu saling komunikasi yang baik, saling ngejot, saling mengucapkan rasa syukur, ” kata Bupati Tamba.
Di sisi lain Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Jembrana , I Nengah Subagia secara umum perayaan hari raya nyepi diawali upacara Melasti, kemudian yang kedua ada tawur, ketiga sipeng, serta terakhir ngembak. Berkaitan dengan pelaksanaan mekiis/ melasti, menurutnya bisa terselenggara dengan baik karena didukung dengan kehadiran umat di Segara Pengambengan.
” Jadi pada prinsipnya dengan diadakan setahun sekali ini kita sudah ada kordinasi dengan pihak desa dinas di Pengambengan. Berkaitan dengan toleransi kerukunan sudah kita sesama umat melalui FKUB Kecamatan dan Kabupaten sudah dilaksanakan kordinasi yang baik. Mudah-mudahan dengan pelaksanaan serangkaian hari nyepi ini berjalan sesuai dengan harapan,” terangnya .
Selaku pimpinan majelis desa adat, Subagia juga berharap tiap tahun kualitas perayaan hari raya Nyepi semakin berkualitas . Salah satunya melalui tata cara melaksanakan catur brata penyepian dengan sungguh sungguh.
Dijelaskannya, dengan melaksanakan catur brata penyepian dengan sungguh-sungguh artinya kita bisa memaknai arti pelaksanaan hari suci nyepi. “Jadi silakan laksanakan brata penyepian amati karya, amati geni, amati lelungan, amati lelanguan. Jadi kalau sudah itu dilaksanakan dengan khusyuk ,semua umat sedharma termasuk juga umat yang tergabung dalam MKUB dapat berjalan sama-sama sehingga kerukunan bisa berjalan dengan baik,” tegasnya. (*)