Peningkatan tata kelola keuangan gereja menggunakan sistem informasi berbasis komputer pada gereja di kota Kupang, kegiatan Kali ini melibatkan jemaat GMIT Kota Baru Kupang.
Kegiatan diharapan akan semakin meningkatkan fungsi pengelolaan keuangan dalam mendukung kegiatan pelayanan gereja dalam hal ini pengelolaan keuangan yang terorganisir dan efektif juga efisien dalam pelaksanaannya.
Dalam kegiatan ini, mitra akan diberikan pelatihan pengelolaan tata kelola keuangan gereja berbasiskan teknologi informasi melalui aplikasi sistem informasi keuangan yang dikembangkan oleh tim PKM disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki mitra. Pada akhir kegiatan ini diharapkan dengan sistem informasi keuangan, pengelolaan keuangan menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan profesionalisme dan pelayanan terhadap fungsi gereja sebagai pengelola dana jemaat dan pertanggungjawabannya.
Selain itu juga semakin mendekatkan teknologi informasi kepada gereja sebagai bentuk pengabdian Perguruan Tinggi kepada masyarakat.
Berdasarkan data BPS tahun 2020 jumlah Gereja Protestan di kota Kupang sebanyak 5946 gedung gereja, dengan komposisi jumlah gereja terbanyak sejumlah 2063 gereja di kabupaten TTS, dan 810 gereja di kabupaten Kupang dan diposisi ketiga berjumlah 715 gereja di kabupaten Sumba Barat .
Gereja dalam kegiatan pelayanannya, memerlukan dana dalam bentuk dana yang dikumpulkan oleh anggota gereja (perpuluhan, sumbangan pengucapan syukur, kolekte, dan lain-lain) maupun sumbangan dari pihak luar gereja. Kegiatan tata kelola keuangan gereja menjadi sangat penting karena memerlukan pengelolaan yang teliti dan rinci karena akan dipertanggungjawabkan pada saat penyelenggaraan rapat-rapat pertanggungjawaban keuangan yang cukup sering dilakukan setiap tahunnya.
Perkembangan Teknologi Informasi saat ini menjangkau semua bidang kehidupan manusia. Salah satunya adalah organisasi gereja. Penggunaan perangkat elektronik dalam hal ini laptop, maupun jaringan internet menjadi hal yang mutlak diperlukan oleh organisasi gereja dalam pelaksanaan kegiatan sehari-harinya.
Penggunaan perangkat komputer juga ditunjang oleh kualitas SDM yang cukup baik di gereja sehingga tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam penggunaan perangkat elektronik komputer.
Permasalahan utama dari pihak mitra dalam hal ini GMIT Kota Baru yaitu penggunaan aplikasi office berupa Microsoft Excell dalam membantu tata kelola keuangan gereja dirasa masih belum bisa mengakomodir tata kelola keuangan seperti yang dibutuhkan oleh pihak gereja. Misal pelaporan berdasarkan jenis pemasukan dalam bentuk kolekte, maupun perpuluhan. Juga pelaporan berdasarkan tahun dan tanggal tertentu. Sehingga pada saat dibutuhkan laporan keuangan dengan persyaratan tertentu, pihak gereja dalam hal ini bendahara gereja mengalami kesulitan dalam menyediakan laporan yang diinginkan secara cepat maupun cermat.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bentuk pembuatan aplikasi yang khusus menangani pengelolaan keuangan gereja dirasa sangat penting dalam membantu pihak gereja menjalankan kegiatan pelayanannya kepada jemaat dan juga kegiatan pertanggungjawaban keuangan gereja kepada pengurus gereja dalam hal ini Ketua Majelis Jemaat maupun Majelis yang menjadi perwakilan jemaat dari tiap-tiap rayon.
Dengan latar belakang tersebut, perlu kiranya dikembangkan sebuah sistem informasi komputer yang khusus dirancang untuk mempermudah tata kelola keuangan gereja, baik itu berupa inputan arus kas maupun kombinasi laporan-laporan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan kegiatan diakonia gereja.
Untuk rencana tahapan berikut yang diharapkan dapat terlaksana yaitu pengembangan aplikasi keuangan gereja agar bisa digunakan gereja-gereja di Kupang yang bernaung dalam wadah organisasi GMIT agar dapat membantu mengelola dana keuangan gereja dalam kegiatan diakonia atau pelayanan kepada jemaat.
