Sebagai upaya membangun sinergi dan kolaborasi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) dengan stakeholder pangan dan juga seluruh masyarakat, beragam kegiatan siap dihelat NFA di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu 12 Agustus mendatang. Dengan membawa spirit ‘Sinergi dan Kolaborasi Mewujudkan Merdeka Pangan’, NFA akan menyapa masyarakat Kupang berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota Kupang.
Bertempat di Alun-alun Kantor Gubernur NTT dan dimulai sejak pukul 06.00 pagi WITA, NFA mengundang masyarakat luas untuk bersama-sama meramaikan perhelatan akbar ini. Berbagai kegiatan digelar antara lain senam pagi bersama, sarapan menu B2SA, pemberian bantuan pangan bagi Keluarga Risiko Stunting, B2SA in Action menghadirkan pendongeng Kak Tony, Festival Kuliner NTT, dan Gelar Pangan Lokal.
Tidak hanya itu, Gerakan Pangan Murah (GPM) juga hadir dengan menyediakan berbagai kebutuhan pangan pokok strategis dengan harga yang lebih terjangkau, seperti beras, gula, telur, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, dan lainnya. “Harga kebutuhan pokok bagi masyarakat menjadi salah satu fokus perhatian Bapak Presiden Joko Widodo, karena memang pangan ini memberi andil signifikan terhadap pergerakan inflasi. Untuk itu, NFA secara konsisten menggelar GPM di berbagai daerah. Khusus untuk masyarakat Kupang nanti dapat memperoleh bahan pangan yang terjangkau, sehingga dapat membantu masyarakat membeli bahan pangan dengan harga yang relatif baik,” jelas Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, Rabu (09/08/2023) di Jakarta.
Sebelum berbelanja di GPM, masyarakat Kupang dapat mengikuti senam bersama terlebih dahulu. Yang menarik usai senam nanti, akan disediakan sekitar 15.000 butir telur rebus untuk disantap bersama. NFA mendorong gerakan gemar makan telur ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan gizi dan mencegah stunting. Telur dengan banyak kandungan nutrisinya bisa menjadi asupan yang baik bagi pertumbuhan, sehingga masyarakat Indonesia terhindar dari stunting.
Selain itu, upaya penurunan stunting juga NFA upayakan melalui pemberian bantuan pangan daging ayam dan telur ayam. Adapun untuk kegiatan penyaluran bantuan pangan tersebut akan diserahkan kepada sekitar 700 Keluarga Risiko Stunting (KRS) berdomisili di Kupang dengan paket bantuan berupa 1 kg daging ayam beku dan 10 butir telur ayam. Seperti diketahui, bantuan pangan ini merupakan penugasan pemerintah melalui NFA, di mana pengelolaan dan pendistribusiannya dilaksanakan oleh ID FOOD dan PT Pos Indonesia. Total bantuan pangan daging ayam dan telur ayam tersebut menyasar 1,4 juta KRS di 7 (tujuh) provinsi dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi. Selain NTT, 6 provinsi lainnya yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, dan Sumatera Utara.
Lebih lanjut, NFA juga menggencarkan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal sebagai bagian dari strategi menjaga ketahanan pangan. Karena itu, dalam kegiatan ini, juga dikenalkan pangan lokal khas NTT yaitu jagung bose dengan isian sei sapi dan ikan yang dilengkapi sayur daun kelor serta jus buah segar sebagai menu sarapan bersama.
“Ini bagian dari kampanye gerakan B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman) yang secara terus menerus kita sampaikan, kita kenalkan, dan internalisasikan di berbagai lapisan masyarakat. Penganekaragaman pangan ini sangat urgen karena menjadi fondasi ketahanan pangan dan juga mendorong kemandirian pangan. Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang meminta agar kemandirian pangan di setiap daerah terus diperkuat dengan mengembangkan sumber pangan berbasis kearifan lokal,” jelas Arief.
Salah satu upaya internalisasi penganekaragaman pangan berbasis kearifan lokal difokuskan pada kalangan anak-anak. Oleh karena itu, dalam rangkaian kegiatan tersebut, NFA juga menghadirkan B2SA in Action berupa dongeng tentang pangan B2SA yang akan diceritakan oleh Kak Tony dan Cihuy, salah satu alumni Indonesia Got Talent 2022. Edukasi pangan beragam akan menarik disampaikan dalam format dongeng karena sifatnya yang menyenangkan dan menghibur anak-anak, sehingga semakin menyadarkan generasi muda pentingnya mendapatkan pangan B2SA untuk hidup sehat, aktif, dan produktif.
“Semangat merdeka pangan kita gaungkan bertepatan dengan tibanya bulan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78. Ini menjadi momentum yang baik bagi kita untuk membangun sinergi yang kuat dengan seluruh stakeholder pangan. Menjadi harapan kita bersama bahwa inflasi pangan tetap terjaga, stabilitas harga terkendali, pangan tersedia dengan cukup, beragam, dan dari aspek keamanan konsumsinya juga terjamin,” pungkas Arief.