Sulsel – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin bersama Rektor Universitas Balikpapan Isradi Zaenal, membahas kemajuan daerah tersebut terkait keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam pertemuan di rumah jabatan Gubernur Sulsel Kamis (21/3) malam, kedua tokoh tersebut berdialog tentang visi ekonomi, pertanian serta hubungan antara Sulsel dan Kalimantan Timur setelah IKN beroperasi.
“Pak Gubernur juga memiliki konsep yang hebat untuk kemajuan Sulsel setelah IKN mulai beroperasi,” kata Isradi, yang dalam kesempatan ini juga menyerahkan buku tentang IKN yang dia tulis.
Dia mengatakan, dengan adanya IKN, Sulsel bisa menjadi daerah penyangga sehingga harus sejak dini dipersiapkan.
Menurut dia, Sulsel harus membangun hubungan integrasi dengan IKN, karena keberadaan ibukota negara tersebut akan banyak membawa perubahan landskap untuk ekonomi, termasuk transportasi darat, udara dan laut.
“Sulsel sejak dulu memberikan suplai yang baik untuk Indonesia. Dengan kebijakan gubernur, saya rasa Sulsel akan memiliki peran signifikan di Indonesia misalnya dari sektor pertanian,” katanya.
Terkait hubungan dengan Kalimantan Timur sebagai daerah yang ditempati IKN, dia menyatakan, sudah sejak lama Sulsel menjadi mitra bagi daerah tersebut. “Sulsel dan Kalimantan Timur sejak dulu sudah menjadi mitra dalam berbagai hal yang produktif,” katanya.
Dengan memiliki Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, dia menilai, Sulsel memiliki peran strategis karena memiliki lintasan laut yang dalam dan aman. “Alur laut itu bisa menjadi jalur alternatif selain Selat Makasar. Kapal internasional juga bisa melintasinya,” jelasnya.
Untuk jalur ALKI II ini ia menilai, Pemprov Sulsel sangat siap, karena dirinya mendapat penjelasan lengkap saat bertemu gubernur. “Saya mendapat kejutan ternyata pak gubernur sudah memiliki peta lengkap terkait jalur laut itu. Pemetaan baik dari sisi ekonomi hingga pertahanan dan keamanan,” katanya.
Akademisi dengan latar belakang insinyur, K3 dan manajemen ini bersama Pj Gubernur Bahtiar jugabberdialog terkait konsep pengembangan Sulsel yang telah dibawa ke Presiden, yakni Mamminasata plus Pangkep. “Wilayah terintegrasi di Kota Makassar dengan kabupaten lainnya, memiliki potensi besar mendukung eksistensi IKN,” katanya.
“Malam ini pembahasan kami istimewa. Saya biasanya dengan Mamminasata, tapi dengan memasukan Pangkep itu sangat luar biasa. Kalau saya tadi dengar beliau sempat berbincang dengan Presiden Jokowi dengan memasukkan Pangkep. Itu suatu inovasi, menurut saya,” tambahnya.
Dalam pertemuan ini mereka juga berdialog terkait pariwisata, sejarah serta tokoh dan pejuang asal Sulsel.
Isradi menilai Bahtiar merupakan sosok yang visioner baik global maupun lokal, sehingga perbincangan mereka ia nilai sangat menarik, konstruktif dan produktif. (*)