Aksi Ratna Sarumpaet, yang kembali viral lantaran nekad mengendarai mobil di Bali saat hari Nyepi tahun Caka 1946, pada Senin (11/3/2024) menuai reaksi dari berbagai kalangan.
Ni Luh Djelantik, seorang Politisi asal Bali berharap Ratna Sarumpaet ditindak dengan sanksi adat lantaran dinilai melanggar aturan Nyepi.
“Karena ulah manusia tidak bertanggung jawab melanggar aturan. Wajahnya familiar, kesayangan tahu ini siapa?” kata Niluh, dikutif dari unggahan di akun Instagramnya, pada Senin (11/3/2024).
Reaksi pernyataan itu disampaikan Ni Luh Djelantik sembari mengunggah foto Ratna naik mobil dan duduk di bangku penumpang, pada bagian depan.
“Buk, lain kali, gunakan hp ibuk untuk cari informasi. Dimana bumi dipijak disana langit ibuk junjung,” pungkas Ni Luh.
Ni Luh Djelantik yang akrab disapa “mbok” ini mengakui jika ada banyak laporan ke #LAPORNILUH. terutama laporan saat hari Nyepi banyak terkait pelanggaran di Kuta Utara.
Seperti diberitakan sebelumnya, Seniman Panggung Teater sekaligus Aktivis Politik kelahiran Tarutung, Tapanuli Utara ini, diduga mengendarai mobil bersama seorang pria melintas di jalan Pantai Berawa, Desa Tandeg, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, saat hari raya Nyepi tahun Caka 1946, pada Senin (11/3/2024).
Foto diduga Ratna Sarumpaet ini sontak Viral beredar di perpesanan WhatsApp dan Sosial Media, saat dirinya bersama pria itu diperiksa Pecalang lantaran mengendarai mobil yang berjenis Toyota Sienta warna coklat bernomor polisi B 2760 SOC bertepatan hari Nyepi di Bali.
Saat dikonfirmasi awak media, Bendesa Adat Tandeg, I Wayan Wartana membernarkan kejadian itu dan menjelaskan dimana Ratna mengaku terpaksa keluar dari vila yang ditempatnya menginap dengan mobil, karena saat tersebut cuaca sedang hujan, dan beralasan untuk mencari lokasi ATM terdekat. Di samping itu, Ratna Sarumpaet juga berdalih bahwa berdasarkan informasi dari asistennya dimana hari raya Nyepi itu sudah lewat, yaitu pada Sabtu (9/3/2024).
“Saya Ratna Sarumpaet, tadi beliau bilang gitu (memperkenalkan diri) kepada Pecalang. Sepertinya beliau bersama sopir atau siapanya gitu keluar mengaku cari lokasi ATM. Beliau juga beralasan bahwa stafnya bilang bahwa Nyepi itu pada tanggal 9,” jelas Wartana.
Ditambahkan Wartana, bahwa Ratna bersikap kooperatif ketika diberhentikan oleh aparat keamanan desa adat (pecalang) setempat.
“Setelah diberikan penjelasan secara persuasif dari pecalang, Ratna dan temannya itu langsung kembali ke vila atau tempat mereka menginap yang tidak jauh dari lokasi”, imbuh Wartana.
Pihaknya mengaku tidak memberikan hukuman, hanya meminta agar Ratna kembali ke tempatnya menginap.
“Tidak ada protes dari Ratna, beliau beralasannya lantaran missinformasi dari stafnya yang mengatakan jika Nyepi itu telah lewat pada tanggal 9, sementara Wartana mengaku telah jauh-jauh hari sudah mengeluarkan imbauan, baik terhadap masyarakat atauun akomodasi wisata, terkait rangkaian hari raya Nyepi Tahun Saka 1946.
“Adapun satu di antara poin dalam imbauan kami dimana seluruh masyarakat untuk berdiam diri tanpa melakukan aktivitas di luar rumah selama 24 jam”, sambung Wartana.
Seperti pada pakemnya agar umat melaksanakan Catur Brata penyepian, diantaranya Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak boleh bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak boleh berpesta).
Banyak reaksi komentar dikutif dari Sosial Media tersebut, diantaranya :
“Berdalih lantaran tidak tahu lagi hari raya Nyepi itu sangat sangat tidak masuk akal. Apa lagi posisi lagi di bali. ITU TIDAK MUNGKIN TIDAK TAHU. Memang dasarnya ngeyel aja terus ngeles 😀,” komentar seorang warganet.
“Atiqah hasiholan tolong ini ibunya diawasin… Kasian masyarakat bali keganggu ibadah nyepinya… Bener2 dah ni ibu… Anaknya apa ngga ada yg ngasih tau n awasin biar kaga tantrum maunya jalan2 trs,” kata wargabet yang lain.
“Setelah menghindar dari keramaian untuk sekian tahun, pas keluar disaat sepi malah diomelin😂😂😂✌️✌️✌️,” ujar warganet lainnya.
“🫣 ya masa sih, anda di Bali Bu & nggak tau kalo hari ini Nyepi? Apa begitu sulit, untuk seorang aktivis, memahami dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung?” timpal warganet lainnya.
Nama Atiqah ikut terseret, lantaran dirinya memang sempat tersandung kasus kebohongan atau penyebaran berita hoax yang melibatkan Ratna Sarumpaet (ibunya), hingga saat itu Ratna divonis hukuman 2 tahun penjara. (!)