Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menanggapi pernyataan Guntur Soekarnoputra yang memilih Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan.
Puan mengatakan, siapapun termasuk pamannya itu boleh saja menyampaikan aspirasi terkait calon presiden dan calon wakil presiden PDIP.
“Semua orang boleh menyatakan aspirasinya semua orang boleh punya pilihannya,” ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/1/2023) kemarin.
Hanya saja Puan mengingatkan, sebagai kader PDIP harus menunggu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan siapa yang akan dicalonkan sebagai capres 2024.
“Namun sebagai kader PDI Perjuangan ya kami menunggu apa yang menjadi pilihan yang akan diumumkan oleh ketua umum PDI Perjuangan siapa calon presiden atau calon wakil presiden dari PDI Perjuangan,” tegasnya.
Maka, semua pihak khususnya kader PDIP diminta bersabar menunggu keputusan Megawati.
Pada saatnya presiden kelima RI itu mengumumkan calon presiden dari PDIP.
“Jadi selama belum ada pengumuman dari ketua umum PDI Perjuangan kita tunggu dulu sabar siapa nanti yang akan diumumkan,” ujar Puan.
Sebelumnya diberitakan, Putra pertama Soekarno, Guntur Soekarnoputra, menegaskan, pilihannya kepada Ganjar Pranomo ketimbang Puan Maharani.
Dia menilai, presiden RI tak harus dari trah Soekarno.
Hal tersebut diungkap Guntur alias Mas To saat wawancara khusus dengan Liputan6 di rumahnya, Senin (16/1/2023) kemarin.
“Kan saya sudah bilang, yang jadi presiden atau kepala negara ini tidak harus keluarganya bung Karno saya berhak dong kalau milih Ganjar,” ujar Guntur.
Berhubungan baik dengan puan
Namun demikian, Guntur menegaskan, dirinya tetap punya hubungan yang baik dengan keponakannya, Puan Maharani.
Dia tetap sayang sebagai paman kepada Puan Maharani.
“Kan dia keponakan Mas To, senang enggak senang gitu keponakan Mas To dan sama dia (hubungan) baik-baik. Mas To sama dia sayang sebagai pamannya selalu bertindak sebagai paman,” terang dia.
Guntur menggaris bawahi, kalau urusan politik, dirinya lebih memilih Ganjar Pranowo.
“Tapi kalau dihubungkan sama politik, presiden, Mas To punya pilihan sendiri,” tambah dia.
Kendati begitu, Guntur menegaskan, Ganjar juga belum tentu bisa dengan mudah maju dalam Pemilu 2024.
Semua itu tergantung dengan basis massa di bawah.
Dia menilai, bukan tidak mungkin pada akhirnya nanti, Ganjar malah tidak mendapatkan tiket untuk maju di Pemilu 2024.
“Kalau ternyata di basis massa Ganjar enggak dapat pasangan. Jadi menurut Mas To, siapapun yang mesti jadi presiden dia harus mendapat hati, simpati dan harus mencekam (mencengkeram) basis massa. Di luar itu Ganjar, mau Puan kek, siapa, Anies kek. Siapa saja kalau tidak dapat tempat di basis massa Mas To pikir enggak pantes jadi presiden,” tutur dia.